SEARCH..

form action="http://nama-blogmu.blogspot.com/search" method="get">

Kamis, 04 September 2014

Dirut BUMN Ini Rela Gaji Disunat dari Rp 500 Juta ke Rp 80 Juta

BERITA TERBARU
4 SEPTEMBER 2014
JAM 15.36

Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sugiharto bertutur tentang kebangkitan maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Airlines (Persero).

Menurut Sugiharto, Garuda Indonesia merupakan pekerjaan rumah yang berat bagi Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I. Selain harus melakukan pembenahan internal, Garuda Indonesia saat itu juga sedang dirudung masalah besar karena diduga keterlibatan dalam kasus pembunuhan aktifis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir.

"Itu salah salah satu program 100 hari Garuda, karena waktu itu demo besar-besaran karena ada tuduhan Garuda konspirasi terbunuhnya Munir dan Indra Setiawan CEO Garuda diperiksa Jaksa," kata Sugiharto, dalam peluncuran buku Tranformasi Garuda Indonesia, di Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Sugiharto melanjutkan, karena kasus itu, Garuda melakukan reshuffle manajemen dan mengajak Emirsyah Satar yang waktu itu menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk menjadi Direktur Utama Garuda.

Sugiharto mengaku merayu Emir untuk mau memimpin Garuda. Menurutnya hal tersebut sangat berat. Pasalnya, gaji Emir di Garuda jauh lebih rendah dibanding sebelumnya.

"Saya merayu pak Emir, bayangkan Garuda hanya bayar Pak Emir Rp 80 juta per bulan, saya tanya sebelumnya Rp 500 juta, bagaimana bisa mengajak Pak Emir dari Wakil Direktur Utama Bank Danamon," tuturnya.

Namun akhirnya, pada 21 Maret 2005, Emir mau memimpin Garuda. Sugiharto membuka rayuan mautnya sehingga Emir mau memimpin Garuda.

"Buat kita pengabdian, karena kita kuliah di FE UI (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) dibiayai negara. Ini saatnya. Karena UI bisa seperti ini. Jangan harapakan apa yang diberikan negara tapi, apa yang diabdikan ke negara," papar Sugiharto saat meyakinkan Emir.

Sugiharto mengaku, ia melakukan hal yang sama saat mengajak Agus Martowardojo saat direkrut menjadi Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk,  bank BUMN dengan aset terbesar, yang sebelumnya berada di PT Bank Permata Tbk .

"Sama saat meyakinkan Dirut Bank Permata Jadi Bank Mandiri," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar