Jakarta Mahalnya biaya kesehatan di Indonesia masih menjadi permasalahan utama yang sulit diselesaikan. Padahal masyarakat yang sehat merupakan aset paling berharga bagi negara.
Negara memang tidak tinggal diam menghadapi permasalahan ini. Berbagai upaya telah dilakukan, namun tetap saja belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggi akan pelayanan dan fasilitas kesehatan.
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang belum dipenuhi pemerintah secara lengkap adalah penyediaan vaksinasi lengkap dan pemeriksaan jantung anak dengan Echocardiography yang terjangkau.
Saat ini, pemerintah baru mensubsidi 6 jenis vaksin padahal jumlah vaksin yang diperlukan buah hati Anda mencapai 14 jenis vaksin.
Untuk memenuhi kebutuhan delapan jenis vaksin lainnya, setiap orang tua harus pergi membawa buah hatinya ke rumah sakit dengan biaya vaksinasi yang lebih mahal.
Hal ini ternyata sangat memberatkan kalangan menengah ke bawah. Mereka yang tidak mampu membayar memilih tidak memberikan vaksin untuk kekebalan buah hatinya. Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan, karena kesehatan tumbuh kembang balita dapat terganggu dan mudah terserang penyakit.
Melihat fenomena yang terjadi dan berawal dari keluhan seorang follower di satu media sosial mengenai mahalnya harga vaksin yang ada di Indonesia, dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo, spesialis jantung anak, dr. Piprim B. Yanuarso, Sp.A(K) mendirikan Rumah Vaksinasi pada 2012.
Menurut dr. Piprim, Rumah Vaksinasi inilah jawaban atas kebutuhan keluarga menengah ke bawah yang sulit mendapatkan vaksin. Pelayanan yang optimal dan harganya yang terjangkau bagi masyarakat membuat jumlah pasien yang divaksinasi dari waktu ke waktu semakin meningkat.
Dengan memanfaatkan kerjasama dari beberapa dokter umum lain dan jaringan distributor vaksin, keberadaan rumah Vaksinasi semakin meluas hingga berdiri 15 cabang yang tersebar di beberapa wilayah di Jabodetabek dan berkembang sampai Jawa Barat dan Jawa Timur.
Melalui video dibawah ini, sahabat lipuatan6.com akan diajak mengunjungi pusat rumah vaksinasi dan echo yang didirikan oleh Dr. Piprim. Beliau juga tidak sungkan untuk berbagi rahasia sukses membangun rumah vaksinasi.
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang belum dipenuhi pemerintah secara lengkap adalah penyediaan vaksinasi lengkap dan pemeriksaan jantung anak dengan Echocardiography yang terjangkau.
Saat ini, pemerintah baru mensubsidi 6 jenis vaksin padahal jumlah vaksin yang diperlukan buah hati Anda mencapai 14 jenis vaksin.
Untuk memenuhi kebutuhan delapan jenis vaksin lainnya, setiap orang tua harus pergi membawa buah hatinya ke rumah sakit dengan biaya vaksinasi yang lebih mahal.
Hal ini ternyata sangat memberatkan kalangan menengah ke bawah. Mereka yang tidak mampu membayar memilih tidak memberikan vaksin untuk kekebalan buah hatinya. Tentu saja ini sangat mengkhawatirkan, karena kesehatan tumbuh kembang balita dapat terganggu dan mudah terserang penyakit.
Melihat fenomena yang terjadi dan berawal dari keluhan seorang follower di satu media sosial mengenai mahalnya harga vaksin yang ada di Indonesia, dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo, spesialis jantung anak, dr. Piprim B. Yanuarso, Sp.A(K) mendirikan Rumah Vaksinasi pada 2012.
Menurut dr. Piprim, Rumah Vaksinasi inilah jawaban atas kebutuhan keluarga menengah ke bawah yang sulit mendapatkan vaksin. Pelayanan yang optimal dan harganya yang terjangkau bagi masyarakat membuat jumlah pasien yang divaksinasi dari waktu ke waktu semakin meningkat.
Dengan memanfaatkan kerjasama dari beberapa dokter umum lain dan jaringan distributor vaksin, keberadaan rumah Vaksinasi semakin meluas hingga berdiri 15 cabang yang tersebar di beberapa wilayah di Jabodetabek dan berkembang sampai Jawa Barat dan Jawa Timur.
Melalui video dibawah ini, sahabat lipuatan6.com akan diajak mengunjungi pusat rumah vaksinasi dan echo yang didirikan oleh Dr. Piprim. Beliau juga tidak sungkan untuk berbagi rahasia sukses membangun rumah vaksinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar