16.30
Banyumas - Hutan savana atau padang rerumputan kering di sekitar Pos 5 jalur pendakian Gunung Slamet dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terbakar. Kabarnya api berkobat akibat percikan lava pijar yang dimuntahkan gunung api tersebut sejak Rabu 10 September.
Meski demikian, lokasi pos tersebut masih berada pada radius aman sekitar 1,5 kilometer dari puncak.
"Aktivitas vulkanik gunung yang wilayahnya meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Tegal, Brebes, dan Pemalang tersebut sejak Rabu malam memang meningkat cukup signifikan," kata Ketua Gabungan Pecinta Alam Gunung Slamet (Galas), Bambang Hariyanto, saat dihubungi dari Purwokerto, Kamis (11/9/2014).
"Hingga Kamis dinihari, kami dan tim SAR Kabupaten Tegal terus memantau aktivitas gunung secara langsung. Dentuman terdengar semakin kuat dan percikan lava pijar juga terus menjauh dari kawah," ujar Bambang.
Bambang menguraikan, hutan savana lereng utara, pada sekitar batas vegetasi Gunung Slamet yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari puncak yang terbakar.
Titik api semakin meluas, sambung Bambang, dipicu angin kencang yang berembus di sekitar puncak gunung setinggi 3.432 meter di atas permukaan laut itu. Selain itu, kondisi hutan yang mengering selama musim kemarau juga menyebabkannya kian mudah terbakar.
Humas Search and Rescue (SAR) Tegal-Slawi (Galawi) Rescue Arif Rachman menambahkan, ada laporan dari warga di Dusun Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, yang menyebutkan bahwa api semakin meluas hingga Pos 4, sekitar empat kilometer dari puncak Gunung Slamet.
"Aktivitas vulkanik gunung yang wilayahnya meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Tegal, Brebes, dan Pemalang tersebut sejak Rabu malam memang meningkat cukup signifikan," kata Ketua Gabungan Pecinta Alam Gunung Slamet (Galas), Bambang Hariyanto, saat dihubungi dari Purwokerto, Kamis (11/9/2014).
"Hingga Kamis dinihari, kami dan tim SAR Kabupaten Tegal terus memantau aktivitas gunung secara langsung. Dentuman terdengar semakin kuat dan percikan lava pijar juga terus menjauh dari kawah," ujar Bambang.
Bambang menguraikan, hutan savana lereng utara, pada sekitar batas vegetasi Gunung Slamet yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari puncak yang terbakar.
Titik api semakin meluas, sambung Bambang, dipicu angin kencang yang berembus di sekitar puncak gunung setinggi 3.432 meter di atas permukaan laut itu. Selain itu, kondisi hutan yang mengering selama musim kemarau juga menyebabkannya kian mudah terbakar.
Humas Search and Rescue (SAR) Tegal-Slawi (Galawi) Rescue Arif Rachman menambahkan, ada laporan dari warga di Dusun Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, yang menyebutkan bahwa api semakin meluas hingga Pos 4, sekitar empat kilometer dari puncak Gunung Slamet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar